Hah....
Apa...
Siapa wak?
Pertanyaan dari saya bertubi-tubi untuk si uwak, eh tar dulu kasus apa nih?
Kasus MBA semakin menjadi biasa, sedih sih dengernya karena hal ini semakin membuat saya menarik kesimpulan bahwa masyarakat makin kurang peduli sama dosa yang masuk dalam kategori dosa besar. Dulu sih ada orang tua yang anaknya Hamdan aja, langsung dengan segera diungsikan ke kampung, berharap tetangga pada gak tahu, dan datang kembali dalam keadaan perut sudah kempes. Dan tetangga pun pura pura tidak tahu.Namun, sekarang ini dizaman jaringan sosial marak dimana-mana, zaman twitter, facebook, Blackberry Messangger,YM dan lain sebagainya, santai aja gitu para pelaku yang kebanyakan masih SMP , SMA atau korban ya gue gak ngerti deh, masih bisa jalan dengan tegak, berkoar dimana mana, sampe guw gak ngerti tuh orang tegar ape gak punya malu lagi. Sementara orang tuanya (entah dari pihak perempuan atau laki laki) kalangkabut nyari orang yang bertanggung jawab, nyari uang untuk nikahin anaknya. Biasanya sih korban yang paling gak bisa nutupin aib ini ya perempuan (lagi lagi perempuan). BTW ada gak sih dalam kasus kayak gini pihak laki yang jadi korban? (kalo ada , ganas juga ya tuh cewek, just kidding).
Yang menjadi analis gue saat ini adalah, Kenapa para pemuda pemudi itu (eett dah bahasanya cing!) mempunyai impian sesingkat itu. Ini menurut gue ya, emang sih impian semua orang adalah menikah ,mempunyai anak, hidup bahagia deh selama lamanya (kayak impian Cinderela). Ibarat kata seMilenium apapun dirimu ,impianmu tetaplah Maimunah...(apa sih?). Tapi, yang menjadi masalah adalah para pelaku dan korban itu adalah anak usia SMP - SMA. Apa gak sayang ya masa produktifnya, masa mudanya habis sama hal hal yang belum waktunya. Atau gue aja yang gak kreatif, karena sampe sekarang gue belum nikah nikah juga hahahaha. Astagfirlohaladzhim...jauh jauh ah kalo caranya kayak gitu. Bisa Murka Alloh sama gue....takut ah. Back to topic please...umur umur segitu kan lagi asyik-asyiknya berkelana dari mal ke mal yang laen, atau kalo anak gunung, dari gunung yang satu ke gunung lain, kalo anak pantai, dari pantai ke pantai yang lain, dari temen yang satu ke temen yang lain. yaaa gitu deh, lo ngerti kan maksud gue? (ini apa sih).
berikut ini analis gue penyebab abg abg itu sampe punya kasus MBA :
1. Kemiskinan
Apa karena kejadian ini banyak terjadi di keluarga miskin ya, jadi gak bisa ke mal, ke gunung, apalagi kepantai? Hiburannya jadi ya bokinan aja gitu, ditempat gelap (pacaran gak modal nih) yang akhirnya malah menimbulkan belasan masalah baru. Tapi ya, gue juga enggak kaya kaya amat, tapi masih bisa ke mal, ke gunung, kepantai , temen temen baru. So, kayaknya kemiskinan bukan penyumbang utama dari kasus ini.
2. Pendidikan
Seperti yang kita ketahui para pelaku MBA itu kebanyakan usia SMP-SMA, jelas jelas mereka itu lagi pada sekolah. Sepengetahuan gue pendidikan itu bukan cuma dari sekolah, tapi bisa dari mana aja. Bisa dari Rumah, dari Koran, Buku, Internet dari obrolan di warung kopi. Apa mereka kurang pendidikan seks sejak usia dini ya. Nah kalo kayak gini, gak cuma guru disekolah yang berperan, melainkan orang tua memegang peranan utama. Gue belum jadi orangtua sih, jadi gak bisa bicara banyak sob. Tapi, kalo masalah wawasan bisa deh gue sharing disini, Baca Buku tuh penting banget, gede banget sumbangannya sama pembentukan karakter, pembentukan prinsip. Waktu gue SD , SMP, SMA gue banyak baca buku, dari komik desa tumaritis, komik jepang, novel LUPUS, Novel Jihad, Novel tentang Mendapatkan Hidayah, Petualangan Lima Sekawan, Novel untuk dewasa (gue ga suka novel model gini). Masa kuliah, tetep baca novel, berkembang baca Biograpi, baca tentang Travelling. Nah, secara gak sadar buku buku tersebut tuh berperan besar dalam membentuk karakter gue yang sekarang ini. Seburuk apapun manusianya, pasti suka sama karakter yang baik hati, hormat sama orangtua. Yang pasti sudah fitrahnya manusia suka kebaikan cuma emang setan ngejalanin tugasnya dengan baik jadinya kita suka sesat gitu. gue akan bikin pengakuan bahwa karakter gue yang sekarang ini sedikit banyak terpengaruh sama Lupus, kalo lo yang pernah baca bukunya Hilman Hariwijaya pasti tau karakternya. Baca Novel Lima Sekawan jadi pengen berpetualang, baca Biograpinya Soe Hok Gie pengen ke Semeru, Baca Novel Islami dikit dikit jadi pengen punya karakter akhwat , karakter muslim sejati. Intinya dengan banyak membaca buku kita pengen menjadi "sesuatu" Alhamdulillah ya. (-_-'). Jadi intinya bahwa pendidikan jelas punya pengaruh yang enggak bisa dianggap enteng juga dalam sebab musabab banyaknya pemuda/i yang kena kasus MBA. Ayo banyak baca, buat Pemerintah turunin dong pajak bukunya biar buku pada murah, jadi Indonesia jadi pintar dan bijaksana #Eaaaaaaa curcol...hahaha.
3. Agama
Nah ini die nih, langka banget nih, gue juga merasa bersalah juga sebenarnya. Pendidikan agama.
Bersambung...