Okey,ini bukan pertama kalinya saya ketempat indah ini, ini kedua kalinya. Dan masih sama anggunnya, cantiknya, teduhnya, romansanya, singlenya (curhat). perjalanan 14 jam dari Jakarta ke Malang dengan KA Gajayana Eksekutif, atau 16 jam dengan KA ekonomi Matarmaja, dilanjutkan 1 jam lagi ke Pasar Tumpang, 3 Jam lagi ke Ranu Pane, dannn 7 jam ke Ranu Kumbolo (Hiking Santai krn berhenti mulu, ya ngapain juga buru buru, Rakum gak kemana mana ini) , ahh saya cuma khawatir sama dinginnya yang enggak banget mengingat masih musim kemarau yang dinginnya melebihi musi hujan. Dan memang benar, jika kita jalan biasanya saya mengeluarkan keringat (spt tahun lalu) tapi ini, saya malah menggigil kedinginan padahal saya sudah berpakaian komplit lengkap dengan sarung tangan.
Perjalanan dr Ranu Pane dimulai dari Jam 4 sore, sukses mendarat di Pos 1 jam 6 sore, Pos 2 jam 7.30 malam, Pos 3 jam 9.30malam, pos 4 a.ka. Ranu Kumbolo jam 11 malam. dannn dingin yang paling ekstrim yang bikin aku sama mbah keraton lari adalah saat melewati pos 4 menuju Rakum itu melewati lembah, baru kali itu saya merasakan dingin yang terdingin sepanjarang hidup saya, diperkirakan suhunya 2 derajat celcius.
jam 11 malam, danau Kumbolo sudah diselimuti kabut tebal, tidak terlihat sama sekali, padahal kami ada didepan danau...sesaaat terlihat mistiss (lebay). Teman2 pasang tenda, sy mulai memasak air, menyiapkan makan malam, tapi gak lama, saat tenda siap, sy mulai shalat jamak magrib dan isya di dalam tenda dengan duduk dan bertayamum dan tidur, sya keluar sebentar untuk makan dan balik ke tenda tidur lagi. tidurpun tidak nyenyak...terima saja.
Rakum itu indah saat pagi dan sore, pagi pagi jam 6 kabut sudah mulai beranjak pergi, dan kami mulai memasak air, apalagi kalau bukan acara minum kopi, teh, susu dan menyiapkan cemilan sambil menikmati Ranu Kumbolo. Ahhhh Indahnya negeriku....
sorenya kami berkemas, karena pagi jam 2 kami harus ke pananjakan untuk menyaksikan sunrise di Bromo, Jam 5 sore kami meninggal Ranu Kumbolo, kami memandang lamat lamat dan bertekad untuk kembali ke Ranu Kumbolo dari Pos 4. Perpisahan memang kadang menyedihkan (lebay). Perjalanan turun juga sangat menyenangkan karena Rembulan Sempurna malam itu, pemandangan menakjubkan yang susah kami temui di kota Jakarta. Sampai Ranu Pane jam menunjukan pukul 11 malam, saya pribadi langsung menuju Kamar mandi untuk berganti pakaian dan sekedar cuci muka karena saya akan sholat jamak isya dan maghrib sambil bertremor ria. Kedinginan. Kami menginap sebentar di shelter yang disediakan cukup membayar Rp. 5.000/orang.
Jam 3 pagi pintu shelter di gedor oleh para supir jeep yang akan mengantarkan kami, dgn badan gemetar kami harus segera membereskan sleeping bag, dan bergegas naik jeep. FYI kalo naik Jeep ke Bromo jangan mau di belakang, sakiit cuy.... jadi gue langsung take di depan, hehehehe...
Berhubung saat erupsi kemarin, Penanjakan ditutup jadi kami lihat sunrise dari balik hotel di Bromo. too bad, karena itu lokasi pananjakan terkenal banget. ya sudahlah kami nikmati saja.