Untuk keluarga saya yang di jakarta, atau istilah kerennya home mate, masa masa setelah Idul Fitri Tahun ini mungkin menjadi masa- masa sedikit sulit. Peristiwa itu terjadi satu hari setelah Idul Fitri, rencananya hari itu uwak saya dan anak, menantu beserta cucunya akan pergi wisata ke Bogor. Saya tidak ikut, karena kemarinnya saya habis ke dufan dan lelah sekali, jadi saya memutuskan untuk istirahat. Semua yang ikut berangkat, tinggalah s saya dan nenek kesayangan saya menjaga rumah. Hingga beberapa jam kemudian, telepon berdering , mengabarkan uwak saya jatuh saat akan berganti kereta , dan beliau tidak bisa bangun harus dipapah dan memakai kursi roda, dan minta dicarikan tukang urut. Kaget juga terima kabar ini, nenek saya sampai menangis dibuatnya. Beberapa menit kemudian uwak saya datang dengan ojek, dan turun sambil dipapah beberapa orang laki-laki. Tidak lama kemudian, Tukang urut datang, dan terjadilah proses pengobatan yang membuat si pesakitan menjerit - jerit luar biasa.
Hari demi hari berlalu, pengobatan terus dilakukan. Selama uwak saya sakit sampai sekarang saya tulis tulisan ini sudah hampir empat bulan berlalu, dan uwak saya juga berangsur pulih. Dan selama itu pula uwak saya tidak berjualan. Lemari makanan yang sabtu minggu ramai dengan menu makanan, sekarang hampir setiap hari lemari makanan itu kosong. Buat, kami hal itu juga tidak terlalu jadi masalah, karena rejeki sudah diatur oleh Allah, Kadang saya ada rejeki , dibagi, kadang bibi saya yang tinggal di depan rumah saya juga sering mengantar makanan, hebatnya bibi saya ini juga sebenarnya keadaannya pas pasan atau juga kekurangan, tapi dia selalu punya kekuatan untuk selalu memberi. Aku bangga sama bibiku yang satu ini. Bahkan, ada kejadian sepertinya menurut saya menggenaskan, saya makan nasi hanya dengan kerupuk dan kecap, mau nangis juga saat makan tapi harus saya tahan, tengsin kali nangis hanya karena masalah sepele. Kadang uang saya juga pas-pasan. Minggu pagi biasaya kami lewati dengan ngopi, ngeteh sambil makan nasi uduk, bubur atau pecel. Kini, sering kami lewati hanya dengan Teh saja. Allah selalu baik bukan.
Tapi itu tidak seberapa dibandingkan luka batin, yang dialami uwak saya. Uwak saya punya anak dua perempuan. Yang satu sudah menikah dan tinggal tidak jauh dari rumah kami. Saat awal kejadian pasca kecelakaan sih sikapnya biasa saja. Tapi kelamaan, sikapnya itu berubah, sikapnya acuh tak acuh dengan ibunya, tidak pernah bertanya lagi tentang keadaan sang ibu. Bahkan, saat datang dan pulang dari rumah kamipun tak pernah basa-basi untuk pamit. Hal pastinya saya tidak tahu, karena saya tidak pernah bertanya, tapi dari kabar yang saya dapat , hal ini karena , kondisi ibunya tersebut mengacak-acak susunan keuangan sang anak. Sekedar info, pengobatan untuk urut ditanggung oleh menantunya. Yah, wajar sih, tapi keadaan seperti ini tidak ada yang mau bukan? Kalau orang tua sakit siapa yang paling bertanggung jawab? anaknya bukan? Saya juga sadar, saya juga bukan anak yang baik sama orang tua saya (menurut saya loh) tapi setidaknya saya berusaha untuk membuat orang tua saya tidak menangis karena saya. Saya juga tidak tahu gambaran saya seperti apa , jika orang tua saya menghadapi ini semua, satu hal yang saya janjikan kepada diri saya, saya akan terus ada disamping orang tua saya, baik berupa dukungan moral, kasih sayang, dana, pokoknya semampu saya. Kembali, ke kondisi uwak saya. Sikap anaknya tersebut membuat kondisi jiwa uwak saya sedikit goyah, jiwanya terluka. Air matanya sering bercucuran kalo bercerita soal ini. Saya cuma bisa bilang sabar, dan berdoa semoga hati anaknya lembut kembali. Bagaimanapun dia juga seorang ibu, harusnya tahu bagaimana kalau kita juga diperlakukan seperti itu. Tak ada yang lebih menyedihkan selain ditolak oleh darah dagingnya sendiri.
Ujian datang untuk mengukur kualitas diri kita, seperti apa kita jika diuji, itulah diri kita sebenarnya, sama dengan saat kita naik gunung saat dibawah kita masih bisa nyanyi-nyanyi, kebersamaan banget, tapi saat dipertengahan , dimasa-masa sulit menanjak, kita akan jadi diri sendiri. Apakah kita akan tetap menolong teman kita saat kita juga sulit, apakah kita setangguh saat masih di kaki gunung? Apakah kita bisa melalui ujian ini ? tunjuklah ke diri sendiri.--> gue maksudnya. Hehehehe...
Selasa, 14 Desember 2010
Kamis, 09 Desember 2010
Apa iya gue matre????
Akhir akhir ini saya sering berpikir , apa iya saya ini materialistis???
Hal ini muncul, karena ada peristiwa saat saya mundur dari proses awal ta'aruf saya, saya hanya sekali bertemu dengan dia, sosok lelaki yang dikenalkan oleh teman saya. Dari awal saya bertemu (tentunya ditemani teman saya), saya menyadari bahwa selalu saya yang banyak bertanya, capek juga karena pengharapan saya begitu besar. Kenapa juga sih beliau gak bawa CV jadi saya ga harus bertanya yang levelnya standard. jadi saya bisa langsung ke titiknya aja. Sampai pada pertanyaan,
A=Saya
B=Masnya
A: "Kerja dimana?"
B : "Satpam Sekolah"
A: (oooow), "satu sekolah sama wulan?"
B: "iya"
A:"kalo kerja disana , kesempatan untuk jadi PNS ada gak sih?"
B: "Ada, tapi gak tahu tuh , sering sih nyoba tapi belum dapat" (nyoba pake jalur sekolah, jadi gak ikut test)
A: OOh..(waduh kerjanya satpam doang (uups, maaf) mungkin kalo beliau ikhwan itu akan jadi nilai plus)
setelah bincang-bincang ini , saya nanya hanya sekedar basa-basi, itupun saya terus yang bertanya, saya gak tahu apa dia grogi, apa dia pendiam saya sama sekali tidak tahu. Setelah itu saya, pamit dengan alasan saya ada janji dengan sepupu saya.
Hari hari berikutnya, saya berpikir terus berpikir, ambil gak ya? ambil gak ya? . Tapi pekerjaannya buat saya mikir berat. Bisa gak ya saya menghormati dia sebagai suami saya kelak, jika ada perbedaan yang mencolok soal penghasilan (saya juga tidak tahu penghasilannya, tapi saya sedikit tahu gaji temen saya di sekolah yg sama yang bekerja sebagai TU, temen saya S1). Saya takut , jika dipaksakan ini jadi sesuatu yang tidak baik untuk kami berdua kelak. Itu dari sisi penghasilan. You know what?, biaya pendidikan mahal, biaya yang lain-lain ampun deh. Apa itu berarti saya materialistis??? saya tidak tahu, mungkin iya, mungkin juga tidak.
Dari segi yang lain, saya Blank sama sekali, karena teman saya yang 'comblangin' saya cuma bisa kasih informasi, "Dia sholat 5 waktunya oke dan jago bikin bumbu ikan bakar" , That's all!!!
Jadilah saya , dibuat bingung , saya gak tahu harus bagaimana dan saya juga tidak tertarik untuk melanjutkan. Karena memang saya tidak tahu perasaan saya, istilahnya I Have No Feeling For Him (ups, sorry). Setiap statusnya di FB pun hanya biasa saja, tidak ada yang menguatkan karakternya.
Saya juga sadar diri, saya tidak sempurna dan banyak sekali kekurangan, tapi dengan memaksakan diri , apakah itu akan baik untuk perkembangan jiwa kami?
Akhirnya, dengan sangat berat (mengingat hadist Rasul, saya terima deh resikonya) saya memutuskan untuk tidak melanjutkan. Saya gak mau nikah karena terpaksa, saya juga gak mau nikah hanya karena sang usia yang terus meneror saya.
Saya ingin menikah karena saya dan orang tsb memang ingin menikah dan membina keluarga sesuai dengan tuntunan Syariat Agama yang saya anut. Saya menikah karena kami memang saling mencintai dan mau berkorban satu sama lain. Katakanlah saya naif, memang!, karena memang saya belum pernah mengalami yang namanya pernikahan, saya hanya mengamati dan mengambil hikmah dari kejadian kejadian yang saya lihat. Atau , mungkin saya terlalu banyak menonton drama.
Pada akhirnya saya mencoba realistis, dan kini saya meringis (hehehehe.....) sambil tertawa, ini ujian paling berat dalam hidup gue. Tapi, gue yakinlah, Allah kan menciptakan manusia berpasang-pasangan, suatu hari nanti pasti gue nikah dan hidup bahagia dan survive. Pasti Allah sudah menyediakan sosok pria yang cocok buat gue, gak perlu ideal, yang penting pengertian. Cuma tinggal tunggu waktu, kamu tahu pepatah?,
Semuanya Akan Indah pada Waktunya
Hal ini muncul, karena ada peristiwa saat saya mundur dari proses awal ta'aruf saya, saya hanya sekali bertemu dengan dia, sosok lelaki yang dikenalkan oleh teman saya. Dari awal saya bertemu (tentunya ditemani teman saya), saya menyadari bahwa selalu saya yang banyak bertanya, capek juga karena pengharapan saya begitu besar. Kenapa juga sih beliau gak bawa CV jadi saya ga harus bertanya yang levelnya standard. jadi saya bisa langsung ke titiknya aja. Sampai pada pertanyaan,
A=Saya
B=Masnya
A: "Kerja dimana?"
B : "Satpam Sekolah"
A: (oooow), "satu sekolah sama wulan?"
B: "iya"
A:"kalo kerja disana , kesempatan untuk jadi PNS ada gak sih?"
B: "Ada, tapi gak tahu tuh , sering sih nyoba tapi belum dapat" (nyoba pake jalur sekolah, jadi gak ikut test)
A: OOh..(waduh kerjanya satpam doang (uups, maaf) mungkin kalo beliau ikhwan itu akan jadi nilai plus)
setelah bincang-bincang ini , saya nanya hanya sekedar basa-basi, itupun saya terus yang bertanya, saya gak tahu apa dia grogi, apa dia pendiam saya sama sekali tidak tahu. Setelah itu saya, pamit dengan alasan saya ada janji dengan sepupu saya.
Hari hari berikutnya, saya berpikir terus berpikir, ambil gak ya? ambil gak ya? . Tapi pekerjaannya buat saya mikir berat. Bisa gak ya saya menghormati dia sebagai suami saya kelak, jika ada perbedaan yang mencolok soal penghasilan (saya juga tidak tahu penghasilannya, tapi saya sedikit tahu gaji temen saya di sekolah yg sama yang bekerja sebagai TU, temen saya S1). Saya takut , jika dipaksakan ini jadi sesuatu yang tidak baik untuk kami berdua kelak. Itu dari sisi penghasilan. You know what?, biaya pendidikan mahal, biaya yang lain-lain ampun deh. Apa itu berarti saya materialistis??? saya tidak tahu, mungkin iya, mungkin juga tidak.
Dari segi yang lain, saya Blank sama sekali, karena teman saya yang 'comblangin' saya cuma bisa kasih informasi, "Dia sholat 5 waktunya oke dan jago bikin bumbu ikan bakar" , That's all!!!
Jadilah saya , dibuat bingung , saya gak tahu harus bagaimana dan saya juga tidak tertarik untuk melanjutkan. Karena memang saya tidak tahu perasaan saya, istilahnya I Have No Feeling For Him (ups, sorry). Setiap statusnya di FB pun hanya biasa saja, tidak ada yang menguatkan karakternya.
Saya juga sadar diri, saya tidak sempurna dan banyak sekali kekurangan, tapi dengan memaksakan diri , apakah itu akan baik untuk perkembangan jiwa kami?
Akhirnya, dengan sangat berat (mengingat hadist Rasul, saya terima deh resikonya) saya memutuskan untuk tidak melanjutkan. Saya gak mau nikah karena terpaksa, saya juga gak mau nikah hanya karena sang usia yang terus meneror saya.
Saya ingin menikah karena saya dan orang tsb memang ingin menikah dan membina keluarga sesuai dengan tuntunan Syariat Agama yang saya anut. Saya menikah karena kami memang saling mencintai dan mau berkorban satu sama lain. Katakanlah saya naif, memang!, karena memang saya belum pernah mengalami yang namanya pernikahan, saya hanya mengamati dan mengambil hikmah dari kejadian kejadian yang saya lihat. Atau , mungkin saya terlalu banyak menonton drama.
Pada akhirnya saya mencoba realistis, dan kini saya meringis (hehehehe.....) sambil tertawa, ini ujian paling berat dalam hidup gue. Tapi, gue yakinlah, Allah kan menciptakan manusia berpasang-pasangan, suatu hari nanti pasti gue nikah dan hidup bahagia dan survive. Pasti Allah sudah menyediakan sosok pria yang cocok buat gue, gak perlu ideal, yang penting pengertian. Cuma tinggal tunggu waktu, kamu tahu pepatah?,
Semuanya Akan Indah pada Waktunya
Rabu, 17 November 2010
JOMBLO
Mau tahu apa yang sering bikin gue heran??? bokap nyokap gue gak pernah tuh keseringan tanya "kapan lo kawin?" atau "mana calon lo?", gue tuh pengen banget ditanya, dicecer keq, atau dicariin jodoh atau apa gitu. Eh , ini malah nyuruh gue sekolah lagi, mumpung masih muda (maksudnya belum kawin kaleeee). Sering tuh gue tantangin bokap gue, "cariinn dong pak" (sambil goler-goleran) eh bokap gue malah bilang "cari sendiri!" Oh My God malangnya hidup gue.
Makin lama temen gue makin banyak yang sudah kawin, gue selalu tanya sama Tuhan, kapan giliran gue? Sebel sih kan kesannya gue gak laku-laku (Oow gue terlalu jujur ya? (*_*) ) . Belum lagi mikirin usia produktif gue dalam mencari nafkah, makin lama kan makin menurun ya!? ( kesannya gue gak gak percaya Bahwa rejeki di tangan Allah Swt, Astagfirloh), belum nanti kalo mau punya anak? umur berapa coba? Ya Allah Please temukan aku dengan jodohku. Please ya Allah.
Rasuna , 18 Nopember 2010
Makin lama temen gue makin banyak yang sudah kawin, gue selalu tanya sama Tuhan, kapan giliran gue? Sebel sih kan kesannya gue gak laku-laku (Oow gue terlalu jujur ya? (*_*) ) . Belum lagi mikirin usia produktif gue dalam mencari nafkah, makin lama kan makin menurun ya!? ( kesannya gue gak gak percaya Bahwa rejeki di tangan Allah Swt, Astagfirloh), belum nanti kalo mau punya anak? umur berapa coba? Ya Allah Please temukan aku dengan jodohku. Please ya Allah.
Rasuna , 18 Nopember 2010
Rabu, 15 September 2010
Frightened
Recently, i am living in frightened. i am scare of my future, i am scare of my love life that not come to me yet, i am scare , what if I still lonely till the rest of my life, what if I am not getting a children, what if my parents die.
God, my body shaking thingking about it, my eyes down tears, God Help Me.
Just Give One Reason then I will understand.
God, my body shaking thingking about it, my eyes down tears, God Help Me.
Just Give One Reason then I will understand.
Senin, 13 September 2010
John Mayer, I Like Him
saya sedang suka dengan John Mayer, awalnya cuma tahu lagu waiting on the world to change sama Your Body is Wonderland. Tapi makin lama, makin penasaran saya dengerin albumnya yang CONTINUUM yang menurut saya The Bestnya John Mayer. Bunyi Gitarnya di situ keren banget dan komplit, ada Jazznya, Blues-nya yang penting, pop, rock, I Think he is gonna be legend of music as long as he make music. Dia bisa setara sama Jimmi Hendrix yang keren itu. Dan dia juga tidak terlalu idealis, dan dia tidak keberatan memainkan lagu pop, padahal dia keren banget loh kalau mainin blues, nyanyi lagu Frank Sinatra aja keren banget.
diluar berbagai kontroversi yang dia timbulkan, saya rasa dia orang baik, lucu dan sangat menghargai orang lain, walau kadang mulutnya sangat kasar sekali. Manusia kan selalu punya sisi baik dan sisi buruk. Tapi, sebagai selebriti dia tidak jaim (jaga imej). Menurut saya sih dia apa adanya banget, Sangat Diri Sendiri.
Lautan Teduh di Dunia Fantasi
Kamis, 24 Juni 2010
Semakin lama Semakin Kesepian
Bersyukurlah kalian yang mempunyai banyak teman saat usia kalian 25 tahun keatas.
Teman yang ada saat kalian sedih,hancur,jatuh dan tentu saja bahagia.
Tahukah kalian betapa irinya aku kepada kalian.
Bersyukurlah kalian yang sudah menemukan pasangan hidup,
karena kalian tidak akan pernah sendirian menjalani hidup yang semakin aneh saja,
walaupun pasangan kalian tidak sempurna, terimalah dia apa adanya,
karena memang kita hanya manusia biasa, diciptakan dengan kekurangan agar pasangan kalian melengkapi.
Tahukah kalian aku sangat iri kepada kalian.
Bersyukurlah kalian yang mempunyai kepintaran dan kerendahan hati,
karena dengan ilmu yang kalian punya kalian bisa berbagi dengan orang yang pandir
agar orang pandir seperti aku, kamu itu juga kecipratan pintar seperti kalian.
Tahukah kalian , aku iri pada kalian
Bersyukurlah kalian yang memiliki harta yang banyak dan rasa derma yang tinggi,
Kerena dengan harta itu kalian bisa berhaji, bersedekah, berbagi dengan orang yang susah
Tahukah kalian, aku iri dengan kalian
Bersyukurlah kalian...
Bersyukurlah aku...
Karena ada yang lebih kesepian dari pada aku
Karena ada yang lebih susah dari pada aku
Karena ada yang lebih sengsara dari pada aku
Minggu, 30 Mei 2010
Experience of Tidung Island
Liburan yang sangat menyenangkan kawan, kali ini saya kepulau tidung bersama yati tentu saja, karena dirumahnyalah kita akan menginap. Selain yati, saya juga kesana bersama teman-temannya yati. Total jendral ada 9 orang yang berangkat. Menggunakan ojek kapal dari Marina Ancol, dengan harga tiket 30.000+13.000 (tiket masuk ancol) jadinya total harga keberangkatan Rp. 43.000,-. Berangkat tanggal 28 Mei - 30 Mei 2010.
Hari Ke-1
08.00 - 10.30 : Dari Ancol Ke Pulau Tidung
10.30 - 14.00 : ISHOMA
14.00 - 17.00 : Kita main ke Tanjongan dan ke pulau kecil
17.00 - Tidur : Istirahat (waktu bebas)
oh ya , ada 2 orang pulang dengan hari yang sama, jadi total tinggal 7 orang.
Hari Ke-2
07.00 - 09.00 : Ke Pulau Karang Beras
09.00 - 10.30 : Snorkling ke tengah Pulau
10.30 - 11.00 : Makan Siang
11.00 - 12.00 : Ke Pulau Air
12.00 - 12.30 : back 2 Pulau Tidung
catatan : Feni dan Dini Terbirit-birit abis dari snorkling, pulang,ganti baju, packing barang langsung pulang ngejar kapal terakhir hari itu.
Ini di Pulau Karang Beras, baru mau mulai snorkling...
Cuma 1 cewek yang jago berenang disini, siapa lagi kalo bukan feny, What A Girl....^_^
Titin dengan Rara, WoW I Love it!
Duh, mita untung lo bawa kamera yang anti air, jadinya kan kita bisa narsis saat snokrling...^_^
tapi, menurut gue , spot nya lebih keren di Pulau Air, lebih banyak ikannya.
Titin dengan Mita...Piss Yo!!!
Anggota Perjalanan Minus Rara
Hari Ke 3
07.00 - 09.00 : Ngantri Tiket Kerapu
09.00 - 11.30 : 3 orang pulang ke kota naik kerapu , aku enggak dapet >_<' (sebel) 11.30 - 12.30 : Mita dan Citra Sholat, aku copy photo dr laptop ke hp... 12.30 - 16.00 : Pulang ke Kota Jakarta naik ojek kapal nan penuh sesak.
Akhirnya...
Take Nothing But picture...
Leave Nothing But memories...
Semoga ini menjadi perjalanan yang mendekatkan Aku, kamu, kita semua kepada yang menciptakan Allah Azza wa jalla...Rabbana Holaqta Hadza Bathila...
I Lope You, Tins!
Senin, 17 Mei 2010
Suatu malam bersama sepupu dan keponakan
Senin, 10 Mei 2010
Anaknya Bos Mbak Diah Mau Ke Chicago...
Lihat mbak diah yang setelah menikah , harus berjauhan sama suaminya, kasian juga ya...udah ngajuin visa gak dapet-dapet. Tapi, doanya Diah dikabulkan juga , akhirnya dia dapat visa juga tapi dr kedutaan USA di Surabaya. Yah..mau dari mana kek, yang penting visa dapet ya...^_^.
Nah , diah nih ngadain pesta perpisahan di MAK ROP, makan-makan gitu lah standard ya...yang penting makan, eh salah deng, yang penting doanya. jadi? makan-makan gak penting? Pentinglah (dasar gak penting!)
See You Soon ya dee, May God Bles You!!!
thanks for lunch
And here the gift for you (Lingerie)!!!
May have a result junior!!!
Selasa, 27 April 2010
Ingin jadi perempuan pemberani
Gue kadang-kadang kagum sama cara berpikir orang barat soal pernikahan, kebahagiaan. OCntohnya soal pernikahan, menurut saya mereka tidak berpikir bahwa satu-satunya cara untuk kebahagiaan adalah dengan menikah. Jadi sepertinya tidak ada gejala ketakutan-ketakutan misalnya, gak dilamar", gak nikah-nikah, gak punya" anak. Gue ingin seperti itu, gue pengen gak takut menghadapi usia, gak takut kalau gak kawin", gak takut gak punya anak. Betapa beraninya kan mereka?
Indonesia yang begitu banyak latar ketimuran, adat istiadat, agama membentuk pribadi pmanusia Negara ini seperti itu. Seperti apa? ya seperti, kalo gak nikah" dikatain perawan tua, gak laku, atau kalo gak bisa punya anak dikatain mandul, padahal kan itu bukan sesuatu yang yang kita inginkan , tapi sekali lagi sebagai orang beragama yang namanya rezeki, jodoh, maut itu rahasia semesta, rahasia Tuhan. Apa hak mereka menghakimi seperti itu???
Saya kagum sama perempuan yang bisa melewati itu semua, Saya juga salut kepada perempuan yang belum menikah karena tidak terpilih, saya yakin semua ini pasti ada ganjarannya, buat orang yang sabar, karena Tuhankan tidak pernah membebani suatu cobaan kepada hambanya yang dia sendiri tidak kuat menanggungnya.
Untuk semua perempuan yang belum menikah karena terbatas secara fisik
Untuk semua perempuan yang belum menikah karena tidak terpilih
Bersabarlah karena Mungkin Tuhan punya rencana lain, rencana yang indah...
PS: Nasihat ini untuk saya, dan menjaga hati dan pikiran saya untuk tidak berpikir negative (Suudzhon) kepada Tuhan saya Allah Azza Wa Jalla...
Kawin, kawin , kapan aku kawin???
Di dunia ini , perempuan mana yang tidak mau menikah, punya anak, bahagia? saya pikir tidak ada, walaupun ada pasti jumlahnya tidak banyak. Usia saya saat ini 27 tahun dan tidak ada tanda-tanda akan menikah dalam waktu dekat tapi siapa yang tahu hari esok? No Body my Friend!
Sepupu saya bulan juli tahun ini akan menikah, beberapa sepupu saya langsung bilang teteh kapan? Saya sih asal aja jawabnya menunggu yang terbaik atau belum waktunya. padahal sih seharusnya dijemput aja waktunya he..he..he..^_^.
Tapi yang pasti saya gak mau jadi penghalang seseorang atau saudara saya untuk menikah hanya karena takut melangkahi saya. Man, udah gak jaman! Dosa saya nanti. Terus terang saya kadang takut melewati ini semua. Kalau saja saya tidak minta Allah tolong saya, mungkin saya akan mati bunuh diri. Stress banget, mana orang tua saya juga sepertinya santai - santai banget, gak ada tuh omelan untuk saya supaya cepet-cepet kawin, minimal ngenalin gue ke anak temennya , kayaknya gak ada usahanya banget. ^_^ Piss ah.
Sebenarnya sih ada beberapa yang datang , tapi gimana ya gue belum bisa meyakinkan diri gue untuk menerima orang tersebut. Kayaknya adaaaaa aja yang ganjel di hati, entah itu statusnya, pekerjaannya, ibadahnya. Padahal syarat yang gue ajuin , menurut gue sih simpel-simpel aja. Syarat-syarat gue:
1. Ibadahnya. Min. Sholat 5 waktu, Bisa ngaji.
2. Tidak Merokok pliss
3. Punya Maisyah (punya penghasilan)
Simpel kan. tapi koq ya susah banget, giliran ada yang gue suka dia gak suka sama gue. Huhhhh nasib...nasib
Gue Jenuh Kerja di Sini..Take me out please...
Gue pikir-pikir kerja di MAK kayaknya udah 7 tahun. 7 tahun! gila ya gue hampir menghabiskan tahun-tahun produktif gue di tempat kayak begini? temen-temen gue aja pada kabur, tinggal gue disini, hiks...sedih nya aku...
sebenarnya sih kalau untuk kerjaan lebih enak, lebih santai, tapi gajinya juga seadanya ^_^...gak ada jenjang karir, gak ada tunjangan sedihlah pokoknya...namanya juga kerja santai ya?
Saat ini tuh hasrat gue tuh Showbiz News , gue juga suka pengen kerja di majalah yang keren, misalkan majalah cita cinta, majalah cosmo girl, majalah...pokoknya majalah perempuan 20 tahun keatas, entah itu bahas mode, film, musik. Saat ini itulah pekerjaan yang keren, fresh terus karena mengikuti perkembangan jaman, dandanan stafnya juga kece-kece, gue pernah liat tuh waktu pameran buku, staf majalah cita cinta pada keren gan...ANdai gue bisa kerja disitu...
Selasa, 26 Januari 2010
Dua Malam di Yogyakarta
Pukul 06.30 di rumah bersiap-siap pergi ke Tg.Priok untuk naik damri menuju Bandara Soekarno Hatta, naik damri dengan ongkos Rp.20.000 , sempet emosi pas ada bapak" gak jelas dari terminal kayaknya mintain duit Rp.500,-, gw sih kasih aja karena ini kali pertama gw naik damri, tapi abis ngasih, gw ngomel juga.
dikarenakan HP gw ketinggalan di kantor dan untuk memastikan hal tsb, sepanjang perjalanan gw teleponin kantor untuk mastiin, tapi dasar...belum ada juga yang angkat telepon, lucky i have another phone.
sesuai Informasi gw dari bu budi, kita kumpul di terminal 1C, pas gw sampe jam tuh sekitar jam 08.00 pagi dan baru ada bu budi, ternyata untuk pesawat Mandala dan Air Asia harus dari terminal 3 , gw pikir ulang ooooo... pantesan tadi kondektur bis bilang mandala, air asia terminal 3, karena gw juga baru kebandara, gw sih nurut info aja. Ya udah deh, bu budi telp mbak meli yang belum sampe bandara untuk jemput kita di terminal 1C untuk bareng" ke terminal 3.
FYI: semuanya juga gak tahu kalau mandala pindah terminal...mbak meli langsung telp pak surya untuk memberi tahu dan dilanjutkan ke yang lain.
Sampe sana sudah ada pak surya dan pak rusdi, jam 08.30 udah di terminal 3, jam 09.00 kita masuk sambil check in dan bayar airport tax (gw,m'meli,m'budi,p'rusdi dibayarin sama pak surya) asyik banget kan, 1 orang kena Rp.40.000 untuk airport taxnya. Abis itu kita makan bakmi GM dibayarin juga sama pak surya (uhuy...)
Pertama kali naik pesawat...
Ternyata ngeri juga ya, berasa naik rollercoster saat mulai naik...gw masih ngunyah permen karet tuh, pas pertengahan tuh permen gw buang jadilah sakit kuping gw...(harusnya gw sering" nelan ludah)
jam 12.00 sampe di bandara Adi Sucipto, nunggu jemputan hotel, taruh barang di hotel, langsung cabut ke Resto Ayam Goreng Suharti, memenuhi panggilan cacing" dalam tubuh. Badan kenyang, lanjut touring pabrik MAK (capeee deeeeh...)
Jam 15.30 sampe hotel, istirahat, mandi prepare for party pre wedd nya Diah Here the Pict...
Kamis, 14 Januari 2010
Saat ini saya tidak suka sendiri
Lonely i am so lonely
Ain't no body
All by my own
beberapa bulan belakangan ini saya suka banget menyanyikan lirik ini.
sebabnya ya karena saya memang kesepian, gak tahu ya bahkan dirumah pun saya merasa kesepian, di purwakarta , rumah ortu saya juga merasa begitu.
Pacar gak punya, gebetan gak punya , teman gak punya ( yang aktif ya ), saya ngiri banget lihat orang-orang ngerumpi bareng pulang kerja, atau sekedar minum kopi di restoran. Ngecengin cowok-cowok lucu di mall, ngata-ngatain orang (bukan perbuatan baik, tapi good for do! ) atau nonton bareng seperti segerombolan sirkus, menertawakan yang tidak lucu sekalipun, pokoknya cherrish for life deh, meskipun tingkah laku seperti itu menunjukan sikap hedonis , right now I really don't care!
Rabu, 13 Januari 2010
Yang Datang dan Yang Pergi
Tawaran itu datang lagi...
tapi kali ini harus saya tolak lagi, Kenapa?
karena dia duda, saya belum menyiapkan mental saya untuk bersuamikan duda, punya anak lagi, apalagi banyak sekali para tetua di rumah menolak mentah-mentah tawaran ini. Bahkan bibi saya langsung berujar " seperti perawan tua umur 40 tahun, yang umur 35 aja bisa dapat yang bujangan koq!".
Jujur dalam hati saya , peluang hal tersebut juga masih 50:50 separuh hati saya tidak menolak, kita kan tidak pernah tahu siapa jodoh kita bukan?, apalagi, setidaknya dalam CVnya , dan kenalannya sosoknya lumayan baik, soleh , aktivis partai juga. Saya pun takut jika ditolak nanti terjadi fitnah, dan akan lebih lama lagi menantinya. tapi yang jadi pertanyaan, siapkan saya menerima anaknya, bisakah saya mencintainya sepenuh hati, bisakah saya berhubungan baik dengan mantan istrinya kelak jika menikah nanti?. Saya pun anak korban perceraian, saya tahu sekali bagaimana rasanya perasaan anak yang orang tuanya bercerai. Tuhan, mental saya belum siap untuk menghadapi hal itu. Daripada coba-coba lebih baik dihentikan sajakan prosesnya?.
Wahai Tuhan kami, ampuni hamba jika dalam perkara ini hamba salah, gantilah dengan yang lebih baik, jangan duda dengan anak ya Rabb! Saya tidak mau jadi Ibu Tiri...
PS : Bilamana saat itu tiba...
tapi kali ini harus saya tolak lagi, Kenapa?
karena dia duda, saya belum menyiapkan mental saya untuk bersuamikan duda, punya anak lagi, apalagi banyak sekali para tetua di rumah menolak mentah-mentah tawaran ini. Bahkan bibi saya langsung berujar " seperti perawan tua umur 40 tahun, yang umur 35 aja bisa dapat yang bujangan koq!".
Jujur dalam hati saya , peluang hal tersebut juga masih 50:50 separuh hati saya tidak menolak, kita kan tidak pernah tahu siapa jodoh kita bukan?, apalagi, setidaknya dalam CVnya , dan kenalannya sosoknya lumayan baik, soleh , aktivis partai juga. Saya pun takut jika ditolak nanti terjadi fitnah, dan akan lebih lama lagi menantinya. tapi yang jadi pertanyaan, siapkan saya menerima anaknya, bisakah saya mencintainya sepenuh hati, bisakah saya berhubungan baik dengan mantan istrinya kelak jika menikah nanti?. Saya pun anak korban perceraian, saya tahu sekali bagaimana rasanya perasaan anak yang orang tuanya bercerai. Tuhan, mental saya belum siap untuk menghadapi hal itu. Daripada coba-coba lebih baik dihentikan sajakan prosesnya?.
Wahai Tuhan kami, ampuni hamba jika dalam perkara ini hamba salah, gantilah dengan yang lebih baik, jangan duda dengan anak ya Rabb! Saya tidak mau jadi Ibu Tiri...
PS : Bilamana saat itu tiba...
Langganan:
Postingan (Atom)